Selasa, 27 Oktober 2009

Gaji Papa Berapa???


Ini hanya cerita renungan saja yang menggambarkan Seseorang lebih menggargai waktu dari pada keluarganya.

Pada suatu hari seperti biasa Anton (kita sebut saja seperti itu), salah satu Kepala Cabang di sebuah perusahaan, setiap harinya pulang dari kantor dan tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.

Tidak seperti biasanya, Sarah (sebut saja begitu), putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya.

Namun nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

Papa : "Kok, belum tidur sayang?" sapa Anton sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika Bapaknya pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pada pagi harinya.

Sarah : Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah pun menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab Sarah mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

Papa : (dengan kaget)“Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

Sarah : "Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

Papa : "Oke. Kamu boleh hitung sendiri ya. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam, dan dibayar Rp. 400.000,-.
Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji
Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajarnya, sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.
Ketika Anton beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya.

Sarah :
"Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

Papa : "Wah, pinter anak papa. Sudah sana, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Anton.

Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya,

Sarah : "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

Papa : "Sudah sana, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu.
Tidurlah".

Sarah : "Tapi Papa..."

Kesabaran Anton pun habis.

Papa :
"Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah.

Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Anton nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Anton berkata,

Papa : "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa.
Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Anton.

Sarah : "Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau aku sudah menabung lagi dari uang jajan sarah selama minggu ini".

Papa : "lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Anton lembut.

Sarah : "Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku hanya mau ajak Papa main ular tangga sebentar.
Tiga puluh menit....... aja. Karna Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat
berharga sekali.

Jadi, aku mau ganti waktu Papa yang tiga puluh menit itu. Aku buka tabungan uang jajanku, tapi hanya ada Rp. 15.000,- tapi.....tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku (sarah) harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Anton pun terdiam. ia kehilangan kata-kata sepatah pun. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.

Demikian ceritanya.
Semoga dapat diambil hikmanya.

Salam,

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons