Selasa, 13 Maret 2012

"Mama Bacanya yang keras ya..!"


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Guna mengisi dan melengkapi di akhir pekan kali ini, mungkin kita juga perlu sedikit rileks... sambil baca2 tulisan ini dan mudah2an bermanfaat, Daaaaaaaaaaaannnnn apabila ada tulisan2 yang kurang berkenan kami memohon dengan sangat dapat dibukakan pintu maaf yang sebesar2nya....

Ok... tidak perlu bertele2 ... dan kembali ke pokok topik tersebut ya... ok...ok.... heheheeee

Heheee…. Mau dari mana ya ngetiknya…. Ooooo ya dari ini aja ya….

Gini ini ada kisah sebuah rumah tangga yang suami (Jhoni) - istri (Rezzza) dan anaknya (Magy) keduanya bekerja semua, nah……Suatu sore hari semuanya itu disadari Rezzza (sebut aja begitu) pada saat dia termenung seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk di kantornya dan semuanya sia-sia belaka apalagi sebagai seorang Istri sepertinya menjadikannya tambah lemas di seluruh tubuhnya.

Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan anaknya yang masih semata wayang Magy (panggil aja gegitu ya) di suatu sore sekitar 3 minggu yang lalu. Malam itu, 4 minggu yang lalu Rezzza membawa pekerjaannya pulang, karena akan ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham.

Pada saat Rezzza memeriksa pekerjaannya, Magy putrinya yang baru berusia 4 tahun datang menghampirinya, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru yang bersampul hijau dengan gambar seorang peri. Dia berkata dengan �suara manjanya;
" Mama lihat deh sebentar!
" Rezzza menengok kearahnya dan berkata, "Wah, buku baru ya?"
" Ya Ma..!" katanya berseri-seri, dan "Ma... Mama….Bacain dong!"
" Wah, Mama sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh ya… ", kata Rezzza dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas di depan hidungnya.

Magy hanya berdiri terpaku disamping Rezzza sambil memperhatikan dan memelas. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali;
" Tapi Papa bilang Mama akan membacakannya untuk Magy
Dengan perasaan agak kesal Rezzza menjawab:
" Magy dengar, Mama sangat sibuk. Minta saja Papa untuk membacakannya".
" Tapi Papa lebih sibuk daripada Mama" katanya sendu. "Mama… Mama, gambarnya bagus dan lucu deh."
" Magy…..ayooo!!!! lain kali, Magy sana! Mama sedang banyak kerjaan." Rezzza berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi.

Waktu berlalu, Magy masih berdiri kaku disebelah Mamanya sambil memegang erat bukunya. Lama sekali Rezzza mengacuhkan anaknya. Dan tiba-tiba Magy mulai lagi;
" Tapi Mama…Mama, gambarnya bagus sekali dan ceritanya pasti bagus! Mama pasti akan suka".
" Magy…!!!, sekali lagi Mama bilang: Lain kali!" dengan agak keras Rezzza membentak anaknya.

Hampir menangis Magy mulai menjauh,
" Iya deh, lain kali ya Ma, lain kali". Tapi Magy kemudian mendekati Mamanya sambil menyentuh lembut tangannya dan menaruh bukunya dipangkuan sang Mama sambil berkata "Kapan saja Mama ada waktu ya, Mama tidak usah baca untuk Magy, baca saja untuk Mama. Tapi ….kalau Mama bisa dan ada waktu, bacanya yang keras ya, supaya Magy juga bisa ikut dengar".

Rezzza hanya diam. Kejadian 4 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada dalam pikiran Rezzza. Rezzza teringat akan Magy yang dengan penuh pengertian mengalah. Magy yang baru berusia 4 tahun meletakkan tangannya yang mungil diatas tangan yang semestinya memberikan kasih sayang, dan berucap mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya yang keras ya Ma, supaya Magy bisa ikut dengar". Dan karena itulah Rezzza mulai membuka buku cerita yang diambilnya, dari tumpukan mainan Magy di pojok ruangan.

Bukunya sudah tidak terlalu baru, sampulnya sudah mulai usang dan koyak. Rezzza mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya. Rezzza sudah melupakan pekerjaannya yang dulunya amat sangat penting. Ia bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap pemuda mabuk yang telah merompak rumahnya serta menghilagkan nyawa putrinya. Rezzza terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir. Mungkin...... ya mungkin saja…

Nah…. demikianlah tulisan renungan kali ini dan semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya, serta maf bila tulisan ini mengganggu suasana sabahat semuanya.
Dan kesimpulannya janganlah diri kitamau seperti Rezzza, saat semuanya telah terjadi baru menyadari akan kekeliruannya, karena penyesalan sudah sangat terlambat...... Jadi lakukanlah sesuatu sebelum terlambat untuk menyadarinya, Berikanlah kebahagiaan bagi mereka yang Kita Cintai.

APAKAH KITA SUDAH BENAR-BENAR MENCINTAI MEREKA?.... Allahualam…

waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Salam hangat dan selamat berakhir pekan
^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons