Selasa, 27 Oktober 2009

Managing The Heart Capital-1


Betul kata sejumlah sejarahwan, sejarah adalah bentangan makna yang dalam dan panjang. Sayangnya, teramat sedikit jumlah manusia yang mau meminum kejernihan makna dari sana. Yang lebih banyak justru manusia yang jatuh dulu dalam lumpur-lumpur tua sejarah. Kemudian, baru meminum rangkaian air makna. Hal yang sama juga berlaku bagi perjalanan panjang manusia menemukan modal-modal kemajuan.

Modal material sebagai contoh, oleh sejarah sudah diberitahu dari dulu, kalau jauh dari memadai. Namun, tetap saja ada banyak penguasa dan pengusaha yang mau lari di atas roda-roda modal material semata. Indonesia, Argentina, Brasilia dan hampir semua negara berkembang dintandai oleh kekeroposan perekonomian terutama karena bertumpu pada modal material semata. Ternyata, modal material yang melimpah tidak saja membuat manusia bersyukur, melainkan juga membuat bangunan negara bangsa keropos di sana-sini. Baik karena lahan korupsi tersedia di mana-mana, juga karena menjadi sumber kemalasan yang menakutkan.

Dalam dunia pengusaha juga sama, munculnya mega skandal seperti Enron dan Worldcom di AS bahkan membuka tabir kalau modal material bisa merubah segalanya. Jangankan dalam masyarakat yang dari dulunya sudah korup, dalam masyarakat Amerika di mana teknologi manajemennya sudah demikian maju, serta etika dujunjung tinggi saja bisa dibuat banjir bandang oleh modal material saja.

Lebih dari sekadar keropos, sejumlah negara bahkan tidak maju-maju hanya karena berkonsentrasi pada modal material seperti utang semata. Sebagian negara bahkan dililit lingkaran setan hutang tanpa mengenal batas waktu kapan berakhirnya. Ada juga negara dan perusahaan yang justru runtuh di tengah limpahan modal material seperti utang. Sebab, di tengah limpahan materi kemudian orang hanya berebut uang dan kekuasaan. Lupa tugas-tugas lain yang lebih penting.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons