Selasa, 27 Oktober 2009

DoLaLak


Diambil dari beberapa sumber bahwa kata dolalak konon masyarakat Purworejo mengatakan bahawa kata dolalak berasal dari kata Not : Do dan La, ya itu ucapan notasi lagu yang dinyanyikan oleh para serdadu - serdadu Belanda dalam tangsi pada jaman dulu, yang dominan dinyanyikan sambil menari - nari. Unsur-unsur gerak tarian dolalak memang terasa sebagai gerak tari keprajuritan.

Tapi dalam penampilannya sering terucap kata Do La La yaitu dari diambil dari lagu 1 - 6 - 6, yang oleh orang - orang Purworejo yang dekat dengan tangsi ditirukan menjadi dolalak, termasuk meniru gerakan dan motif busana yang dipakai para serdadu Belanda pada waktu itu yang akhirnya sampai kini menjadi kesenian rakyat Purworejo.

Awalnya kesenian dolalak tidak diiringi dengan instrumen musik namun cukup dengan vokal yang dinyanyikan berganti oleh para penari.

Tetapi dalam perkembangan selanjutnya masyarakat mulai menyukai kesenian tersebut, dan selanjutnya tarian dolalak diberi instrumen atau iringan dengan lagu - lagu tembang jawa serta lagu solawatan. memasuki dasawarsa ke- 5 yaitu abad XX kesenian dolalak ditarikan oleh para kaum pria di wilayah tertentu. Namun memasuki dasawarsa ke- 7 kurang lebih abad XX pertunjukan dolalak sudah boleh ditarikan oleh wanita. Dan penyebaranya sudah meluas sampai seluruh wilayah Purworejo.

Dimulai dari desa Kaligoro terus merembes kedaerah Kaligesing dan hampir diseluruh wilayah kecamatan kaligesing, timbul kesenian dolalak. Berangkat dari kecamatan Kaligesing, kesenian dolalak berkembang masuk sampai kota purworejo dan menjadi tontonan / pertunjukan rakyat kota yang menarik dan sangat digemari oleh masyarakat Purworejo.

Semua lapisan masyarkat se-Kabupaten Purworejo menilai bahwa pertunjukan tarian dolalak merupakan pertunjukan rakyat yang sehat. Karena jika kita amati dengan jeli, di situ ada jurus-jurus pencak silat atau bela diri. Ada gerak pukulan yang tajam mengarah titik-titik lemah lawan, tapi ada juga tangkisan-tangkisan yang menghentak untuk menghindari serangan lawan. Namun, keseluruhan gerak itu tak nampak patah-patah, seperti layaknya sebuah gerakan kanuragan. Masyarakat dan pemerintah senantiasa berupaya melestarikan, mengembangkan, meningkatkan, dan menyebarluaskan kesenian dolalak sesuai dan selaras dengan kemajuan jaman.

Kesenian dolalak merupakan sarana dan media pengumpulan masa, sekaligus sebagai hiburan yang sehat, murah dan meriah. Iringan instrumen atau musik adalah beduk, terbang, kendang , kecer, kentongn, pianika / urgan. Sedang untuk tata busana penari memakai kaos kaki dan topi pet berikut slempang yang sudah dimodifikasi sesuai penari yang dewasa ini sudah tidak di dominasi oleh kaum pria saja tetapi wanita pun sudah banyak yang menarikannya.

Syair lagu menggunakan bahasa indonesia dan jawa yang romantis. Mengenai properti penari biasanya mengenakan kaca mata hitam karena digunakan penari wanita saat trance, yaitu suatu kondisi mereka tidak sadar karena sudah begitu larut dalam tarian dan musik./ kemasukan / mendem. agar penari tampak cantik dan trendy. Penggunaan selendang awalnya hanya di lilitkan pada pinggang namun sekarang sudah menggunakan sampur cendala giri yang diikatkan di depan merupakan alat sabet kanan / kiri lazimnya orang menari. Kesenian dolalak merupakan hiburan / tontonan yang meriah dan senantiasa menjadi kebanggaan masyarakat Purworejo.

Faktor pendukung dari adanya tarian dolalak wanita adalah baik kalangan pejabat, perangkat, kaya, miskin, agama, umur, pedagang, petani, remaja, pelajar, mahasiswa, laki - laki, wanita sangat menyukai tari dolalak tersebut.

Sedang kalau dilihat dari faktor penghambat dari masyarakat sangat tipis karena pertunjukan kesenian dolalak sangat diminati penonton bahkan kuat sampai semalam suntuk sama halnya dengan wayang kulit.

NB: Diambil dari beberapa sumber >> kalau ada kesalahan mohon dimaafkan dan koreksinya serta masukannya.

Salam,

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons